MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN GENERASI MUDA UNTUK MELAHIRKAN INVESTOR DI MASA DEPAN
Kamal Ibrahim
Tutor PKBM Sahabat Qur’an
Indonesia sedang mengalami bonus demografi, dalam data BPS sendiri, pada tahun 2030 di prediksi 64 % penduduk Indonesia merupakan usia produktif. Penting bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini, jika tidak dioptimalkan akan muncul masalah besar. Salah satunya adalah, rendahnya tingkat literasi keuangan di generasi muda. bisa kita lihat dari hasil penelitian OJK dan BPS, terkait hasil Survei Nasional Liteasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025.
Kelompok umur 15 – 17 tahun yang notabenenya berada di jenjang sekolah, menunjukan masih rendahnya terkait literasi keuangan. Hasil survey menunjukan 51,68 % di usia 15 – 17 tahun yang baru paham terkait literasi keuangan. Dan ini menjadi salah satu kelompok usia dengan literasi terendah dalam penelitian yang dilakukan oleh OJK dan BPS.
Hal ini semakin diperparah dengan pola konsumsi anak muda yang biasanya didasari mengikuti trend bukan berlandaskan kebutuhan. Kita lebih mengenalnya dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out), fenomena ini berdampak pada tingkat konsumsi yang sangat tinggi dan berdampak buruk pada pola pengaturan keuangan anak muda.
Fenomena ini yang akhirnya membawa pada peningkatan penggunaan pinjaman online di kalangan anak muda, untuk memperoleh dana yang akan digunakan untuk belanja. Data yang dirilis oleh Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia Tahun 2025. Menunjukan prilaku Gen Z dalam mengakses layanan pinjaman online sebanyak 41,44 %.
Padahal, sudah banyak cara yang bisa dilakukan oleh generasi muda dalam mengelola keuangan selain untuk belanja. Sudah banyak model investasi yang saat ini berkembang dan bisa dimulai dengan nominal yang tidak terlalu besar. Pastinya harus diimbangi juga dengan pemahaman terkait investasi itu sendiri, agar lebih bijak dalam melakukan investasi baik di surat berharga, emas atau sektor rill.
Pemahaman investasi sejak dini memberikan arahan, agar mereka dapat membangun kebiasaan finansial yang baik di masa depan. Karena sudah pasti, sesuatu yang berulang saat ini. Akan menjadi kebiasaan ketika mereka sudah dewasa. Maka membangun kebiasaan yang baik khususnya dalam finansial harus dilakukan sejak dini.
Setelah terbentuknya kebiasaan yang baik dalam pengelolaan finansial, maka target jangka panjangnya adalah, lahirnya kemandirian finansial generasi muda di masa depan. Kita tahu, dengan tingkat inflasi yang tinggi dan perubahan teknologi maka kita harus terus berinovasi agar tercipatnya kemandirian finansial.
Pola itulah yang kita harapkan, agar mereka mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Dengan mengurangi tingkat konsumsi dan melakukan diversifikasi investasi. Ini Menjadi langkah konkrit agar perencanaan untuk masa depan lebih matang dan terukur.
Dengan memahami investasi sejak dini,mereka juga paham atas resiko dari investasi yang mereka pilih. Mereka harus mempertimbangkan mana yang akan kita simpan sebagai investasi jangka pendek, menengah dan panjang. Jika tidak mampu mengelola resiko, harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan tidak akan tercapai.
Di PKBM sendiri kami melakukan edukasi terkait literasi keuangan dengan pendekatan permainan. Karena kita sadari, permainan menjadi hal yang tidak terlepaskan dari generasi saat ini. Kita bisa melakukan modifikasi agar permainan itu menjadi lebih bermanfaat.
Kami melakukan modifikasi dari permainan monopoli, kami merubah kolom yang ada di permainan monopoli. Dimana kolom kami ganti, mulai dari Investasi Emas, Investasi Sektor Rill, Investasi Surat Berhaga, Investasi di Perbankan, hingga akses permodalan dari Perbankan.
Peserta akan diberikan modal untuk dibelanjakan dalam bentuk investasi yang bisa mereka pilih, dipermainan ini kami memberikan gambaran bagaiman manfaat jika kita investasi di berbagai sektor. Sebagai contoh ketika mereka melakukan investasi di bidang sektor rill. Akan ada keuntungan besar yang akan mereka dapatkan, tapi dalam permainan ini kami juga memberikan satu kasus. Bahwa dibalik keuntungan yang besar, ada juga kerugian yang besar jika kita tidak mampu memilih entitas bisnis yang layak untuk di investasikan.
Tidak hanya soal investasi, mereka juga akan diedukasi mengenai produk perbankan, khususnya keuangan syariah. Dalam keuangan Syariah sendiri, mereka bisa paham mana jenis akad yang harus digunakan dalam Investasi. Dan mereka juga paham, bahwa dana yang mereka gunakan berasal dari pebankan yang harus dikembalikan. Maka penting untuk memilih investasi yang tepat agar tidak jadi beban keuangan di masa depan.
Harapan besarnya, setelah mereka mengetahui beragam jenis investasi serta resikonya melalui permainan ini. Mereka bisa memahami secara baik terkait investasi dan edukasi ini jadi terasa menyenangka. Ini bisa menjadi stimulus agar mereka lebih banyak mencari informasi lebih lengkap terkait dengan beragam investasi.
Di zaman yang serba bebas ini, informasi terkait investasi baik yang benar ataupun yang salah juga banyak beredar. Alih-alih ingin mendapatkan keuntungan dari investasi namun menjadi petaka karena terjebak dalam Investasi yang menggiurkan tapi tidak masuk akal.
Disinilah peran pendidik untuk ambil bagian dalam memberikan penjelasan dan pemahaman kepada generasi muda. Dengan investasi yang kita lakukan baik di sektor keuangan atau sektor rill bisa berdampak besar bagi Indonesia. Jika melakukan investasi di sektor keuangan, khususnya di Surat Berharga Negara (SBN). Maka kita sudah ambil bagian dalam pembangunan negara serta mendapatkan keuntungan dari Investasi ini.
Memberikan gambaran bahwa, akan banyak program yang dibiayai oleh Surat Berharga Negara (SBN). Baik yang bersifat proyek pemerintah atau pembangunan asseT negara. Pembangunan Kampus Dua UIN Maulana Malik Ibrahim Malam adalah contoh dari asset yang dibangun oleh SBSN. Dan kita juga bisa menjelaskan jika berinvestasi melalui Surat Berharga Negara (SBN), ada jaminan dari negara dari gagal bayar.
Dan bagi mereka yang tertarik dalam dunia bisnis sektor rill, maka mereka bisa memulai untuk berbisnis hingga nanti bisa berinvestasi dalam sektor rill. Dengan bertumbuhnya usaha di sektro rill, maka sangat besar dampaknya. Mulai dari penyerapan tenaga kerja, meningkatnya produksi dalam negeri hingga meningkatkan perpajakan dari hasil usaha. Maka akan banyak keuntungan jika kita melakukan investasi baik sektor keuangan atau sektorl rill. Keduanya baik dan mampu meningkatkan perekonomian di masa depan bagi Indonesia.